Hidupku
Hidupku
Bagai kayu yang telah rapuh
Tak berguna tak bermanfaat
Hidupku bagai batu apung
Bagus tapi tak berarti
Hidupku merana
Selalu tak dipercaya
Dianggap anak kecil
Kapan ini berakhir
Apa aku harus berontak
Aku muak
Dengan anggapan semua orang
Tentang aku
Minggu/00.24/14-06-09
Selamanya
Selamanya air akan cair
Selamanya batu itu keras
Selamanya angin tak terlihat
Selamanya embun itu dingin
Selamanya aku kecewa
Minggu/00.29/14-06-09
Cinta
Cerita lama tentang cinta
Cinta adalah pembodohan
Cinta adalah tahi kucing
Cinta adalah teka-teki
30-06-09
Sama
Telah ku ukir damai pada langit malam
Telah ku warnai hidupku dengan tinta rasa
Semua tetap sama
Gelap tanpa keindahan
Tawar tanpa rasa
30-06-09
Siapa Aku
Siapa aku
Manusia kah?
Atau mahkluk lain
Iblis, Malaikat, Binatang atau apa
Siapa aku
Aku bukan manusia
Sekiranya tingkahku melebihi Iblis
Lebih besar rasa seandainya aku Malaikat
Mungkin binatanglah
Tapi, siapa aku
Manusia kah?
Atau mahkluk lain
Iblis, Malaikat, Binatang atau apa
Bukan semua itu
Aku melebihi semua itu
Rabu, 07 Oktober 2009/01.55
Insan Teater
Insan teater itu jorok
Lebih jorok dari sesuatu terjorok
Anak jalanan, orang pinggiran,
kaum gelandangan, banci dan wanita tuna susila
Itulah insan teater
Insan teater itu indah
Lebih indah dari bunga desa
Peragawati, artis, pramugari,
juru saji, pegawai
Itulah insan teater
Insan teater itu sopan
Lebih sopan dari penipu
Guru ahklak, selesment,
calo, penjual makanan
Itulah insan teater
Insan teater itu mewah
Lebih mewah dari isi apartemen
Pejabat, kaum kaya,
kaum metropolitan
Itulah insan teater
Insan teater itu kuat
Lebih kuat dari batu dan baja
Tentara, pendekar,
kuli bangunan, penggulat
Itulah insan teater
Insan teater
Bukan sebuah gengsi
Yang membalut isi hati
Hanya mau semua serba bersih dan mewah
Insan teater
Bukan pengharapan pada orang lain
Hingga tak bertahan dalam kekurangan
Mudah menyerah
Insan teater
Bukan insan lembek seperti tahi
Hingga tak berguna tak berarti
Sampahlah jadinya
Mungkin masih banyak sebutan insan teater
Bukan manusia lemah dan selalu mengharapkan kemuliaan
Lalu bagaimana denganku dan mereka yang mengaku dirinya
insan teater?
Senin, 11.13/12-10-09
Hari Ini
Kemarin adalah hari ini
Susah, sedih, setres
Dan segudang penyesalan tanpa tindakan
Sekarang adalah hari ini
Frustrasi, bingung, tak tahu arah
Dan segunung keresahan tanpa puncak
Besok adalah hari ini
Bertanya, berfikir, menghayal
Dan seluas samudra kegelisahan tanpa tenang
Esok lusa adalah hari ini
Rencana yang tak terjamah
Dan setinggi langit tanpa sanggup tertatap
Rabu, 04-11-09/00.14
Lihatlah Aku
Lihatlah aku
Berbadan kurus tanpa kenyang
Makanpun menunggu belas kasih
Lihatlah aku
Berotak sempit tanpa kecerdasan
Berfikirpun sangat lambat
Lihatkah aku
Bermata buta tanpa terang pandang
Melihatpun bantuan lensa rabun
Lihatlah aku
Berkuping tuli tanpa suara
Mendengarpun kadang jelas kadang tidak
Lihatlah aku
Berkepribadian buruk
Serasa berlaku guru namun tak sepantas itu
Lihatlah aku
Merunduk mengalah luruh
Namun malah semakin terpuruk
Lihatlah aku
Menahan emosi dan benci
Sering naluri liarku memberontak
Lihatlah aku
Kau tahu siapa aku?
Rabu, 04-11-09/23.00
Kemarin dan Hari Ini
Kemarin aku tertawa
Dengan segudang keriaan
Beribu kebahagiaan yang tak sanggup aku ucapkan
Hari ini aku tertawa seperti kemarin
Kemarin aku menangis
Dengan segulung gelombang kepahitan
Berjuta-juta tetesan derita yang tak sanggup aku hitung
Hari ini aku menangis seperti kemarin
Kemarin aku marah
Berkobar seluruh emosi tanpa kontrol diri
Ibarat api mengamuk membabi buta
Hari ini aku marah seperti kemarin
Kemarin aku bingung
Apa yang harus diperbuat dan kemana jalan yang ku tempuh
Begitu banyak cabang serupa hingga tak sanggup aku bedakan
Hari ini aku bingung seperti kemarin
Kemarin aku iri
Dengan apa yang aku pandang tak jelas
Keburaman tampak indah
Hari ini aku iri seperti kemarin
Ahad, 15 November 2009/18.27
Aku Tak Tahu
Aku tak tahu apa yang Engkau gariskan
Kehati-hatianku percuma
Kesabaranku semakin menggoda amarah
Selalu menyesal
Aku tak tahu apa yang Engkau mau
Kewajiban yang ku jalankan
Anjuran yang ku amalka
Semua sia-sia
Aku tak tahu kenapa Engkau begitu
Mungkinkah ujian
Ataukah tak sepantasnya aku Engkau kasihi
Aku tak tahu
Sungguh tak tahu
Dengan takdir-Mu
Jum’at, 20 November 2009/12.22
Aku Takut
Aku ketakutan dalam pandangan orang
Bukan takut akan pandangan-Mu
Aku terkurung dalam keraguan
Bukan terkurung dalam keraguan iman kepada-Mu
Aku bersalah dalam kebodohan
Bukan kesalahan mengabdikan pada-Mu
Aku ceroboh dalam tindakan
Kadang ceroboh dalam menjalankan perintah-Mu
Aku takut
Ketakutan ini bukan ku tujukan pada-Mu
Namun ketakutan pada sesamaku
20-11-09/12.34
Aku Tahu
Aku tahu aku salah
meninggalkan perintah-Mu
mengumbar nafsu
menyalahkan-Mu
Namun ini bukan mau ku
Sempitnya otak kian menjepit
hingga aku semakin brutal
liar seganas kerbau yang tak dicocok hidungnya
Jika ini baik
biarkan aku nikmati
Jika ini salah
hentikan dan tunjukkan
rahmat-Mu masih terbagi untukku
Jum’at, 20-11-09/18.31
Bantu Aku Tuhan
Sejarah begitu suram
Ku takut trauma tak kunjung hilang
Mengelabuhi setiap akal dan tindakan
Sejarah begitu suram
Terhabus dan kembali menapak
Mengisi setiap kosong pikiran
Bantu aku Tuhan
Hapuskan trauma sejarah
Aku tak sanggup bertahan
Dalam baying-bayang kelam
Bantu aku Tuhan
Menebus kekilafan sejarah
Menoreh lembaran baru cerah
Aku tak sanggup bertahan
Delam sesal yang terus membayang
Sabtu, 27-11-09/03.48
Daging
Ragaku sebatang tulang berbalut daging
tipis menempel otot-otot menarik
menjelma gerak-gerak jasad ilusi
Otakku segumpal daging
membelah dua kanan dan kiri
mewujud perintah, berpikir
Hatiku segenggam daging
berisi nurani dan nafsu birahi
lebih suci dari otak kanan kiri
Ragaku, otakku dan hatiku
adalah daging
Jum’at, 04-12-09
By : Teater Mbureng.
0 Coment:
Posting Komentar