BUNGA TAMANKU
Ketika pagi menjelma
Bunga bermekar
Ketika siang menjulang
Bunga berlayu
Ketika sore melemah
Bunga merunduk kantuk
Ketika malam menggelap
Bunga tertidur pulas
Ketika waktunya tiba
Bunga layu, runtuh dan mati
Ketika pagi ku lihat
Bunga tamanku bermekar
Ketika siang menjulang
Bunga tamanku berlayu
Ketika sore melemah
Bunga tamanku merunduk kantuk
Ketika malam menggelap
Bunga tamanku tertidur pulas
Ketika waktunya tiba
Bunga tamanku layu, runtuh dan mati
Jangan!
Tak ku inginkan seperti itu
Bunga sementara
Tak ku kehendaki
Bunga layu dan mati
Ku ingin bunga yang abadi
Temaniku hidup dan mati
Tertawa dan sedih
Senang dan susah
Bunga tamanku!
(kesedihan hati 31-01-09, 20.55)
JANCUK
Satu kata yang terucap dalam hati
Ketika bosan menghampiri
Satu kata yang ku dengar
Saat kawan bermasalah
Satu kata yang terlontar dari mulutku
Waktu emosi membakarku
Satu kata bermacam makna
Tapi tetap berkonotasi negatif
Siapa yang salah?
Yang mengucap, mendengar
Atau yang mencipta?
Jancuk!
(perasaan hati, 31-01-09, 21.07)
SUNTUK
Tersentak batinku
Terpojok pikirku
Tertindih rasaku
Terjaring gerakku
Terpaku jasadku
Aku
Suntuk
(rasa hati, 31-01-09, 20.13)
Lambat terasa waktu yang berjalan
Aku jemu menunggu bunga yang telah layu
Aku harap hadirmu abadi
Sebagai penawar sepiku
Sebagai penuntun jalanku
dan sebagai pengganti bunga layuku
kamu adalah kesempurnaanku
kepuasanku ada pada dirimu
ketenanganku ada pada dirimu
kebahasiaanku ada pada dirimu
kamu adalah segalanya bagiku
kamulah yang mewarnai hidupku
kamulah bunga dalam hatiku
kamu adalah kesempurnaanku
kawan
kawan
tak lagi mataku terang
tak pula telingaku
semakin hampa tanpa suara
begitu rambutku semakin menyebar
dan panjang
tapi tetapku ingat kamu
tetapku hafal wajahmu
dan masih ku ingat suaramu
kawan
aku ingin kita selalu bersatu
Tanpamu
tak ku dengar merdu suaramu
tak ku lihat indah rupamu
tak ku cium wangi aromamu
tak kurasa kasih sayangmu
aku layu
dalam harapan dan angan-angan semu
aku kaku
terlepas nyawa terkulai hampa
08-02-09
Malas dan Lapar
Masak dirasa nasi tergolek
Diam tak tersentuh
Bergoyang lambung menahan lapar
Selembar ribu terpaku saku
Aku terbaring malas di atas sofa jebol setengah
Aku diam dengan resah
Ranting
Angin malam baluri ranting
rapuh, retak dan patah
Terjatuh menimpa tanah
Menindih kerikil dan debu dingin
Gigilkan semut dalam ranting
rapuh, retak dan patah
Buyarkan kedamaian
Timbulkan kepanikan
Ranting rapuh, retak dan patah
Gundah
Tetes gerimis ciptakan irama sedih
Lantunkan jiwa nan perih
Dikala hati tertindih
Rasa sembilu robekkan luka
Darah deras merah tertumpah
Lelah, lemah dan roboh terkoyah
Aku resah
25-02-09. 22.22
Resah
Hari-hariku tak lagi indah
Jam-jamku tak lagi megah
Menit-menitku selalu gundah
Detik-detikku selalu resah
Waktu-waktuku penuh dengan amarah
25-02-09. 22.38
By : Teater Mbureng.
0 Coment:
Posting Komentar