Aku
Senin, 07-09-09
Aku adalah nafsu birahi
Setiap waktu membutakan hati
Aku adalah amarah
Setiap saat mengobarkan dendam
Aku adalah licik
Setiap kali keluar munafik
Aku adalah malu
Selalu menutupi kepalsuanku
Aku adalah…….
Hah……..hah…….hah!
Sebuah Kata
Senin, 07-09-09
Sebuah kata untuk negara
Heran
Sebuah kata untuk pejabat
Heran
Sebuah kata untuk rakyat
Heran
Sebuah rasa untuk alam
Prihatin
Sebuah rasa untuk udara
Heran
Sebuah rasa untuk air
Heran
Sebuah penyesalan atas semua
Sebuah keprihatinan akan segala
Sebuah keheranan dengan apa
Sebuah kata untukku
Kenapa?
Dengar Rintihku
Ramadhan 1430
Rintihku terdengar lirih
Dimalam gelap tanpa cahaya
Bulan sembunyi di balik rasa
Sesalku perih tiada terkira
Ramadhan
Kata orang penuh berkah,
pengampunan
Bagi siapa yang mau
Aku rasa begitu
Semoga juga padaku
Mati Rasa
Kamis, 08-10-09/20.10/08.10 malam
Aku tak tahu harus berkata apa,
berfikir apa, berbuat apa
Tak ada kata-kata, fikiran atau perbuatan
Hanya diam tanpa kata
Kosong tanpa akal
Dan diam tanpa gerak yang penting
melebihi denyut nadi
Aku
Jum’at, 09-10-09/21.21
Aku gembira dalam kesedihan
Aku sedih dalam kegembiraan
Aku sesal dalam diam
Aku diam dalam penyesalan
Malam bagai siang
Siang bagai malam
Ramai bagai sepi
Begitu sebaliknya
Diakal dan hati yang tak damai,
dan tak tenang
Resah
Sabtu, 10-10-09/01.10
Jelang pagi didini hari
Menahan lemas menahan kenyang
Dimata berat
Kantuk tak kunjung dating
Lamunan setia denganku
Tanpa arah yang pasti
Tanpa ujung dan tepi
Ku tunggu,
mimpi segera menghampiri
Apa Bedanya
Senin, 26-10-09/01.33
Aku tak tahu bedanya
Cinta, sayang dan sahabat
Terlalu buta kedua mata
Aku tak tahu bedanya
Cinta, sayang dan sahabat
Terasa sama dalam jiwa
Aku tak tahu bedanya
Cinta, sayang dan sahabat
Teramat buntu akal pikirku
Terlalu cepat mereka datang
Terasa mendadak mereka hadir
Teramat cepat pergi tak pamit
Apa bedanya?
Benar-benar buta kedua mataku
Sungguh kusam akal pikiranku
Sangat lentur hati dan jiwaku
Sungguh
Aku tak tahu bedanya.
Kembali Hadir
Senin, 26-10-09/01.41
Kembali hadir rasa indah mengukir jiwa
Ketika aku tatap ayu wajahnya
Kembali hadir rasa ria melukis jiwa
Ketika aku lirik senyum manisnya
Kembali hadir rasa suka meriah dalam jiwa
Ketika tutur santun terucap dari katanya
Kembali hadir rasa penasaran dalam benak
Ketika bayangnya tak lepas dari mata
Kembali hadir rasa itu
Wangi, manis, elok, sempurna
Sekilas tanpa tahu semua.
By : Teater Mbureng.
0 Coment:
Posting Komentar