Rabu, 27 Juli 2011

Putra mah kota dab putri mahkoti

PUTRA MAHKOTA DAN PUTRI MAHKOTI

Di jaman purba kala tepatnya jaman londo podho golek bondho ke negara indinesia yang makmur sentosa dan negara-negara asia yang lemah dan kaya akan hasil bumi. Timbullah rencana kerajaan belanda untuk menekuk lutut negara-negara tersebut di bawah kekuasaannya. Untuk melancarkannya, sang raja memerintahkan salah seorang putra mahkotanya untuk memata-matai dan mencari kelemahan-kelemahan negara-negara asia terutama indonesia.

Raja : wahai putra mahkotaku terhormat, aku berikan perintah untuk menyelidiki kelemahan kelemahan dan kekayaan alam negara indonesia.
Putra : untuk apa gerangan baginda raja?
Raja : ketahuilah wahai putraku, wilayah kekuasaan kerajaan kita, tak mempunyai hasil alam yang melimpah, rakyat hanya mengandalkan gandum yang makin lama makin sulit di tanam, karena kesuburan tanah yang hilah, akibat dinamit yang meletus hasil penelitian para ilmuan kita.
Putra : lalu apa hubungannya dengan kerajaan yang ada di indonesia?
Raja : dasar goblok, kalo kita tidak mencari makan ke tetangga, terus mau makan apa kita?
Putra : kita makan aja yang ada, atau kita tanamin tanaman pangan yang lainnya!
Raja : sudahlah jangan banyak bacot, kamu turuti saja kemauan raja, raja itu wajib di taati! Besok kamu berangkat naik kapal para saudagar arab yang mempir pelabuhan kita.
Putra : baiklah kalau itu kemauan raja, hamba akan jalankan perintah sang paduka raja. Tapi bekalnya apa sudah disiapkan?
Raja : dasar anak tak tahu diri, ambil sendiri di gudang penyimpan barang!
Putra : baiklah, akan segea kami laksanakan. Hamba mohon pamit!

Akhirnya berangkatlah sang mahkota raja ke indonesia bersama para rombongan saudagar arab yang mampir ke belanda. Dengan berbekal se kantong uang emat dan pakaian se cukupnya.
Sementara itu di sebuah kerajaan di indonesia, tepatnya di kerajaan mataram yang aman, makmur dan damai. Sang raja menginginkan putrinya segera menikah dengan pangeran yang melamarnya sepekan yang lalu. Namun sang putri tidak menyukai pangeran itu, dan akhirnya sang putri melarikan diri dari singgasana ke hutan yang tak jauh dari kerajaannya. Sang raja pun memerintahkan prajuritnya untuk mencari sang putri dan membawanya kembali ke kerajaan.
Sang putri beserta pelayan setianya beristirahat di sebuah batu besar di tengah hutan untuk menghilangkan lelahnya. Karena terlalu capeknya, sang putri pun tertidur, begitu pula pelayannya. Disela-sela tidurnya, mereka di datangi se ekor kera besar yang akan mengambil bekalnya. Tanpa terasa mereka terbangun dan berteriak minta tolong.

Putri : tolong, ada ke…kera…..monyet……mbok…tolong mbok, usir!
Mbok : iya tuan putri, tapi saya juga takut. Tolong…..!

Tak disangka sang putra raja belanda melihatnya, dan kemudian melemparkan batu pada kera itu, akhirnya kera itu lari tunggang langgang.

Putri : terima kasih tuan, tuan telah menolong kami, kami berhutang budi pada tuan.
Putra : ah, tidak perlu berlebihan, kebetulan saja saya lewat sini.
Putri : Kalau boleh tahu, siapa nama tuan dan dari mana asalnya? Sepertinya tuan bukan orang dari negeri kami!
Putra : memeng benar, saya dari negeri belanda, dan saya ingin lebih banyak mengetahui kemakmuran negeri ini, untuk melancarkan hubungan dagang barang-barang peralatan perang.
Putri : begitu rupanya, tapi di mana rombongan tuan yang lainnya?
Putra : saya ditugaskan juragan saya untuk mencari tahu negara ini seorang diri dan mencarikan tempat untuk berdagang. Maaf, kalau boleh tahu, nona dari mana dan kenapa pergi kehutan?
Putri : iya, ceritanya panjang, ini menyangkut hidup saya.
Putra : maaf nona, kalau sekiranya pertanyaan saya menyinggung hati nona!
Putri : tak apalah, akan saya ceritakan, saya adalah anak raja mataram yang sedang dilamar pangeran dari kerajaan sebrang, tapi saya tidak menyukainya, akhirnya saya melarikan diri kesini.
Putra : tapi, kalau saya boleh memberi saran, lebih baik nona kembali kekerajaan dan menolak lamaran secara baik-baik.

Tiba-tiba rombongan prajurit yang di tugaskan raja Mataram menemukan tuan putri, pelayan dan tuan putra. Dan membawanya kekerajaan. Setelah sampai pada kerajaan, raja murka pada sang putri, dan tambah murka lagi dengan orang asing yang ditangkap prajurit.

Raja : anakku, kenapa kau melarikan diri dari istana. Apa kurang terhormat hidupmu, apa kau tak terjunjung harga dirimu, dilamar pangeran dari negeri sebrang, yang mempunyai wilayah kekuasaan yang luas.
Putri : tidak, lebih baik aku mati, aku tak bermimpi untuk menjadi permaisuri pangeran atau raja yang menguasai wilayah seluas apapun.
Raja : lancang kamu, di dunia ini kita diberi anugrah yang besar, kenapa kita tidak mengambil anugrah itu. Sudah sekarang kamu masuk ke kamar, prajurit, jaga anakku jangan sampai dia kabur lagi.
Prajurit: baik baginda raja, akan kami laksanakan.
Putri : tidak, aku tidak mau, lepaskan, lepaskan (merengek sedih)
Raja : prajurit, bawa orang asing ini, masukkan kedalam tahanan.
Prajurit : baik baginda raja. (membawa putra ke tahanan)
Raja : penasehat, apa yang harus kita lakukan pada orang asing itu?
Penasehat : sebaiknya kita tanya apa tujuan orang asing itu kemari.
Raja : bagus, siapa tahu dia mata-mata yang akan menghancurkan kita. Lalu?
Pnshat : selanjutkan kita pancung di alon-alon. Itu pandapat hamba baginda, mohon di pertimbangkan.
Raja : bagus bagus bagus……..

Sementara itu raja Belanda merasa khawatir dengan kondisi anaknya di negeri Indonesia. Dan akhirnya mereka merencanakan untuk menyerbu negeri Indonesi.

Raja : wahai penasehat, kenapa tak ada kabar dari putra mahkotaku, apa jangan-jangan dia tertangkap.
Pnsht : sepertinya begitu baginda.
Raja : lalu apa yang harus kita lakukan?
Pnsht : kalau hamba boleh berpendapat, bagai mana kita menyerang mereka dengan pasulan lebih dari sepuluh ribu, dan di lengkapi persenjataan yang selengkap mungkin.
Raja : bagus, tapi apa kita sanggup mengalahkan mereka?
Pnsht : menurut berita yang hamba ketahui, negeri indomenia masih belum mengenal senjata seperti senapan, meriam atau persenjataan yang kita miliki. Mereka masih menggunakan pisau, pedang, panah atau senjata-senjata kuno. Jadi hamba yakin kita bisa mengalahkan.
Raja : baiklah kalau begitu, segera kamu persiapkan apa yang harus di perlukan.
Pnsht : baiklah baginda akan hamba persiapkan.

Kerajaan belenda mempersiapkan peralatan, pasukan dan segalanya yang di butuhkan dalam perang. Sedangkan di kerajaan Mataram, sang prajurit mengoreksi keterangan kepada Putra Mahkot, namun dia tetap tak mau membongkar rahasianya, walau disiksa dan terus disiksa. Ketika malam setelah penyiksaan berakhir, sang putri secara sembunyi-sembunyi mendatangi sang Putra.

Putri : tuan, tuan, bagai mana keadaan tuan? Aku bawakan sedikit makanan buat tuan.
Putra : aku tidak apa-apa nona,
Putri : makanlah, biar aku suapi.
Putra : terima kasih nona, nona sangat baik hati.
Putri : jangan bilang begitu, ini sebagai balas budiku, karena tuan telah menolongku, tapi maahkan aku, karena aku tuan menjadi tersiksa.
Putra : tak apa nona. Tapi sebelumnya saya minta maaf,
Putri : minta maaf, tuan tak pernah berbuat salah pada saya, justru saya yang harus minta maaf.
Putra : memeng begiu, tapi sekali lagi saya minta maaf. Sebeluh aku mati di tangan prajurit-prajurit itu, ijinkan saya berkata tentang hati saya.
Putri : apa maksud tuan? Aku tak mengerti.
Putra : saat pertama saya melihat nona, hatiku terasa teriris, terbakar, tertusuk duri…
Putra : bagai mana itu rasanya tuan? Aku tak pernah merasakan luka separah itu.
Putra : maksud saya , saya jatuh hati sama nona.
Putri : oh jatuh hati. Sebenarnya, aku juga……..

Tiba-tiba raja mengetahui peristiwa romantis sepasang anak raja yang berbeda latar belakang itu. Dan akhirnya menyuruh prajuritnya untuk membawa putri kembali ke kamarnya.
Dengan terjadinya peristiwa itu, tambah murkanya sang raja, dan meminta algojo memancung leher orang asing itu secepatnya. Setelah meminta pendapat sang penasehat, akhirnya di tentukan dua hari lagi hukuman pancung.
Sementara itu di negeri asal putra mahkota Belanda, sudah mempersiapkan persenjataan dan keperluan-keperluan yang di perlukan, dan akan menyerang dua hari lagi. Singkat cerita diwaktu yang sama terjadi dua peristiwa yang seru, belanda menyerang ketika hukuman pancung putra mahkota Belanda di negeri Indonsia dilangsungkan.

Raja : para rakyatku sekalian, aku beritahukan kepada kalian semua, siapa saja orang yang berani menentangku dan berbuat yang tidak aku sukai, maka akan aku beri hukuman penggal seperti yang akan kalian lihat ini. Dia, orang asing ini, berani-beraninya menculik putriku, oleh karena itu dia pantas menerima hukuman itu.
Putri : hentikan, dia tidak bersalah, dia telah menyelamatkanku dari kera besar saat di hutan. Dia tidak bersalah.
Raja : prajurit, kurung dia dalam kamar, dan jangan sampai dia keluar.
Prajurit : baik baginda raja.
Putri : lepaskan, lepaskan, kau keterlaluan ayah (dibawa ke dalam istana)
Raja : algojo, penggal dia sekarang.
Prajurit : ampun baginda raja, ada berita buruk, ada pasukan asing yang menyerbu daerah kita.
Raja : apa, orang asing?
Prajurit : iya baginda raja.
Raja : kurang ajar, algojo, penggal sekarang. Prajurit, sekarang siapkan peralatan perang, kita hadang dia.
Prajurit : baik baginda raja. Akan segara kami laksanakan

Dan akhirnya terjadilah pertempuran sengit, negeri Belanda melawan negeri Indonesia. Sedangkan putra raja Belanda mati di pisau tajam pancung algojo. Sang putri raja tidak kuat menghadapi perasaan perih yang ada dalam hatinya dan mengakhiri hidupnya dengan menusukkan pisau kedalam perutnya.


SEKIAN

0 Coment:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More