Rabu, 27 Juli 2011

Hidupku

Hidupku

Hidupku
Bagai kayu yang telah rapuh
Tak berguna tak bermanfaat

Hidupku bagai batu apung
Bagus tapi tak berarti

Hidupku merana
Selalu tak dipercaya
Dianggap anak kecil

Kapan ini berakhir
Apa aku harus berontak
Aku muak
Dengan anggapan semua orang
Tentang aku
Minggu/00.24/14-06-09

Selamanya

Selamanya air akan cair
Selamanya batu itu keras
Selamanya angin tak terlihat
Selamanya embun itu dingin

Selamanya aku kecewa
Minggu/00.29/14-06-09

Cinta

Cerita lama tentang cinta
Cinta adalah pembodohan
Cinta adalah tahi kucing
Cinta adalah teka-teki
30-06-09

Sama

Telah ku ukir damai pada langit malam
Telah ku warnai hidupku dengan tinta rasa
Semua tetap sama
Gelap tanpa keindahan
Tawar tanpa rasa
30-06-09
Siapa Aku

Siapa aku
Manusia kah?
Atau mahkluk lain
Iblis, Malaikat, Binatang atau apa

Siapa aku
Aku bukan manusia
Sekiranya tingkahku melebihi Iblis
Lebih besar rasa seandainya aku Malaikat
Mungkin binatanglah

Tapi, siapa aku
Manusia kah?
Atau mahkluk lain
Iblis, Malaikat, Binatang atau apa

Bukan semua itu
Aku melebihi semua itu
Rabu, 07 Oktober 2009/01.55

Insan Teater


Insan teater itu jorok
Lebih jorok dari sesuatu terjorok
Anak jalanan, orang pinggiran,
kaum gelandangan, banci dan wanita tuna susila
Itulah insan teater

Insan teater itu indah
Lebih indah dari bunga desa
Peragawati, artis, pramugari,
juru saji, pegawai
Itulah insan teater

Insan teater itu sopan
Lebih sopan dari penipu
Guru ahklak, selesment,
calo, penjual makanan
Itulah insan teater

Insan teater itu mewah
Lebih mewah dari isi apartemen
Pejabat, kaum kaya,
kaum metropolitan
Itulah insan teater

Insan teater itu kuat
Lebih kuat dari batu dan baja
Tentara, pendekar,
kuli bangunan, penggulat
Itulah insan teater

Insan teater
Bukan sebuah gengsi
Yang membalut isi hati
Hanya mau semua serba bersih dan mewah

Insan teater
Bukan pengharapan pada orang lain
Hingga tak bertahan dalam kekurangan
Mudah menyerah

Insan teater
Bukan insan lembek seperti tahi
Hingga tak berguna tak berarti
Sampahlah jadinya

Mungkin masih banyak sebutan insan teater
Bukan manusia lemah dan selalu mengharapkan kemuliaan

Lalu bagaimana denganku dan mereka yang mengaku dirinya
insan teater?
Senin, 11.13/12-10-09

Hari Ini

Kemarin adalah hari ini
Susah, sedih, setres
Dan segudang penyesalan tanpa tindakan

Sekarang adalah hari ini
Frustrasi, bingung, tak tahu arah
Dan segunung keresahan tanpa puncak

Besok adalah hari ini
Bertanya, berfikir, menghayal
Dan seluas samudra kegelisahan tanpa tenang

Esok lusa adalah hari ini
Rencana yang tak terjamah
Dan setinggi langit tanpa sanggup tertatap

Rabu, 04-11-09/00.14

Lihatlah Aku

Lihatlah aku
Berbadan kurus tanpa kenyang
Makanpun menunggu belas kasih

Lihatlah aku
Berotak sempit tanpa kecerdasan
Berfikirpun sangat lambat

Lihatkah aku
Bermata buta tanpa terang pandang
Melihatpun bantuan lensa rabun

Lihatlah aku
Berkuping tuli tanpa suara
Mendengarpun kadang jelas kadang tidak

Lihatlah aku
Berkepribadian buruk
Serasa berlaku guru namun tak sepantas itu

Lihatlah aku
Merunduk mengalah luruh
Namun malah semakin terpuruk

Lihatlah aku
Menahan emosi dan benci
Sering naluri liarku memberontak

Lihatlah aku
Kau tahu siapa aku?

Rabu, 04-11-09/23.00

Kemarin dan Hari Ini

Kemarin aku tertawa
Dengan segudang keriaan
Beribu kebahagiaan yang tak sanggup aku ucapkan
Hari ini aku tertawa seperti kemarin

Kemarin aku menangis
Dengan segulung gelombang kepahitan
Berjuta-juta tetesan derita yang tak sanggup aku hitung
Hari ini aku menangis seperti kemarin

Kemarin aku marah
Berkobar seluruh emosi tanpa kontrol diri
Ibarat api mengamuk membabi buta
Hari ini aku marah seperti kemarin

Kemarin aku bingung
Apa yang harus diperbuat dan kemana jalan yang ku tempuh
Begitu banyak cabang serupa hingga tak sanggup aku bedakan
Hari ini aku bingung seperti kemarin

Kemarin aku iri
Dengan apa yang aku pandang tak jelas
Keburaman tampak indah
Hari ini aku iri seperti kemarin

Ahad, 15 November 2009/18.27

Aku Tak Tahu

Aku tak tahu apa yang Engkau gariskan
Kehati-hatianku percuma
Kesabaranku semakin menggoda amarah
Selalu menyesal

Aku tak tahu apa yang Engkau mau
Kewajiban yang ku jalankan
Anjuran yang ku amalka
Semua sia-sia

Aku tak tahu kenapa Engkau begitu
Mungkinkah ujian
Ataukah tak sepantasnya aku Engkau kasihi

Aku tak tahu
Sungguh tak tahu
Dengan takdir-Mu

Jum’at, 20 November 2009/12.22

Aku Takut

Aku ketakutan dalam pandangan orang
Bukan takut akan pandangan-Mu

Aku terkurung dalam keraguan
Bukan terkurung dalam keraguan iman kepada-Mu

Aku bersalah dalam kebodohan
Bukan kesalahan mengabdikan pada-Mu

Aku ceroboh dalam tindakan
Kadang ceroboh dalam menjalankan perintah-Mu

Aku takut
Ketakutan ini bukan ku tujukan pada-Mu
Namun ketakutan pada sesamaku

20-11-09/12.34

Aku Tahu

Aku tahu aku salah
meninggalkan perintah-Mu
mengumbar nafsu
menyalahkan-Mu

Namun ini bukan mau ku
Sempitnya otak kian menjepit
hingga aku semakin brutal
liar seganas kerbau yang tak dicocok hidungnya

Jika ini baik
biarkan aku nikmati
Jika ini salah
hentikan dan tunjukkan
rahmat-Mu masih terbagi untukku

Jum’at, 20-11-09/18.31

Bantu Aku Tuhan

Sejarah begitu suram
Ku takut trauma tak kunjung hilang
Mengelabuhi setiap akal dan tindakan

Sejarah begitu suram
Terhabus dan kembali menapak
Mengisi setiap kosong pikiran

Bantu aku Tuhan
Hapuskan trauma sejarah
Aku tak sanggup bertahan
Dalam baying-bayang kelam

Bantu aku Tuhan
Menebus kekilafan sejarah
Menoreh lembaran baru cerah
Aku tak sanggup bertahan
Delam sesal yang terus membayang

Sabtu, 27-11-09/03.48

Daging

Ragaku sebatang tulang berbalut daging
tipis menempel otot-otot menarik
menjelma gerak-gerak jasad ilusi

Otakku segumpal daging
membelah dua kanan dan kiri
mewujud perintah, berpikir

Hatiku segenggam daging
berisi nurani dan nafsu birahi
lebih suci dari otak kanan kiri

Ragaku, otakku dan hatiku
adalah daging

Jum’at, 04-12-09




By : Teater Mbureng.

0 Coment:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More