Rabu, 27 Juli 2011

Bunga tamanku

BUNGA TAMANKU


Ketika pagi menjelma
Bunga bermekar
Ketika siang menjulang
Bunga berlayu
Ketika sore melemah
Bunga merunduk kantuk
Ketika malam menggelap
Bunga tertidur pulas
Ketika waktunya tiba
Bunga layu, runtuh dan mati

Ketika pagi ku lihat
Bunga tamanku bermekar
Ketika siang menjulang
Bunga tamanku berlayu
Ketika sore melemah
Bunga tamanku merunduk kantuk
Ketika malam menggelap
Bunga tamanku tertidur pulas
Ketika waktunya tiba
Bunga tamanku layu, runtuh dan mati

Jangan!
Tak ku inginkan seperti itu
Bunga sementara
Tak ku kehendaki
Bunga layu dan mati

Ku ingin bunga yang abadi
Temaniku hidup dan mati
Tertawa dan sedih
Senang dan susah

Bunga tamanku!

(kesedihan hati 31-01-09, 20.55)


JANCUK


Satu kata yang terucap dalam hati
Ketika bosan menghampiri
Satu kata yang ku dengar
Saat kawan bermasalah
Satu kata yang terlontar dari mulutku
Waktu emosi membakarku

Satu kata bermacam makna
Tapi tetap berkonotasi negatif

Siapa yang salah?
Yang mengucap, mendengar
Atau yang mencipta?

Jancuk!

(perasaan hati, 31-01-09, 21.07)


SUNTUK


Tersentak batinku
Terpojok pikirku
Tertindih rasaku
Terjaring gerakku
Terpaku jasadku

Aku
Suntuk

(rasa hati, 31-01-09, 20.13)


Lambat terasa waktu yang berjalan
Aku jemu menunggu bunga yang telah layu
Aku harap hadirmu abadi
Sebagai penawar sepiku
Sebagai penuntun jalanku
dan sebagai pengganti bunga layuku



kamu adalah kesempurnaanku

kepuasanku ada pada dirimu
ketenanganku ada pada dirimu
kebahasiaanku ada pada dirimu

kamu adalah segalanya bagiku
kamulah yang mewarnai hidupku
kamulah bunga dalam hatiku

kamu adalah kesempurnaanku


kawan

kawan
tak lagi mataku terang
tak pula telingaku
semakin hampa tanpa suara
begitu rambutku semakin menyebar
dan panjang
tapi tetapku ingat kamu
tetapku hafal wajahmu
dan masih ku ingat suaramu

kawan
aku ingin kita selalu bersatu


Tanpamu

tak ku dengar merdu suaramu
tak ku lihat indah rupamu
tak ku cium wangi aromamu
tak kurasa kasih sayangmu

aku layu
dalam harapan dan angan-angan semu
aku kaku
terlepas nyawa terkulai hampa

08-02-09

Malas dan Lapar

Masak dirasa nasi tergolek
Diam tak tersentuh
Bergoyang lambung menahan lapar
Selembar ribu terpaku saku
Aku terbaring malas di atas sofa jebol setengah
Aku diam dengan resah


Ranting

Angin malam baluri ranting
rapuh, retak dan patah
Terjatuh menimpa tanah
Menindih kerikil dan debu dingin
Gigilkan semut dalam ranting
rapuh, retak dan patah
Buyarkan kedamaian
Timbulkan kepanikan
Ranting rapuh, retak dan patah


Gundah

Tetes gerimis ciptakan irama sedih
Lantunkan jiwa nan perih
Dikala hati tertindih

Rasa sembilu robekkan luka
Darah deras merah tertumpah
Lelah, lemah dan roboh terkoyah

Aku resah
25-02-09. 22.22

Resah

Hari-hariku tak lagi indah
Jam-jamku tak lagi megah
Menit-menitku selalu gundah
Detik-detikku selalu resah
Waktu-waktuku penuh dengan amarah
25-02-09. 22.38



By : Teater Mbureng.

0 Coment:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More